Senin, 14 Januari 2013

Kasih Sayang Bunda

                Kasih Sayang Bunda
Begitu besar jasa ibu. sekali hentakan saat melahirkan, untuk membalasnya kita tidak mampu.Terlalu banyak jasam, wahai ibu. Kini, kembalikan memori kita ke masa-masa kecil. Masa-masa indah dalam bimbingan, asuhan dan kasi...h sayangnya. Lalu jujurlah pada diri sendiri, apa balasan kita untuk membahagiakan mereka? Apa komitmren kita untuk berbakti?
Sekali lagi, apa balasan kita? Mengapa justru kenakalan yang sering kita buat? mengapa masalah yang kita produksi, bukan prestaqsi? Bagaimana repotnya orangtua?

Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.

Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.

Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna.
Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.

Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah.
Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah.
Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!"

Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.
Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.

Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu.
Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.

Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun.
Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.

Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop.
Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain.

Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia di keluar rumah.

Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya.
Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.

Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan.
Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya.

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?"
Sebagai balasannya, kau jawab,"Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan.
Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh,"Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,"Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya, kau jawab,"Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam

Sadarkah kita, bila kini kita telah sukses dalam bisnis, berhasil dalam karier, tinggi dalam jabatan, populer dan terpandang, sudahkah kita berbagi bahagia dengan mereka? Minimal, ingatkah betapa besar perhatian dan kasih sayang orangtua? atau malah sukses kita membawa derita mereka, karena kesibukanmu membuatmu tak sempat sekadar menyapa ibumu, astagfirullah.....

Tidak ingatkah engkau wahai saudaraku, akan hari-hari yang melelahkan kedua orang tuamu,tidak tidur, berjaga-jaga merawat sakitmu?

Tidak ingatkah engkau wahai sahabatku, hari-hari mereka membanting tulang, bersusah payah agar engkau kenyang dan dapat tidur nyenyak?

Tidak ingatkah engkau wahai rakan-rakanku, mereka membesarkan mu sehingga kamu sukses dalam kehidupanmu?

Lalu bayangkanlah bila engkau sudah tua nanti tentu engkau juga mengharap ada orang yang melayan, merawat, dan menolongmu atas kelemahanmu?

Bukankah orang tuamu sudah bersusah payah untuk menghadapi hari-hari seperti itu?

Apa yang boleh kita bayangkan bila salah seorang dari orang tua kita telah lanjut usia, keadaannya makin lemah, lantas ditinggalkan begitu saja oleh anak-anaknya?

Apakah layak bagi dirimu yang sukses dalam pekerjaan, perniagaan, perkahwinanmu, yang punya akal fikiran yang sehat lalu begitu senang saja melupakan jasa dan kebaikan orang tuamu?

Sesungguhnya, menjadi hak mereka bila hari mereka sudah tua kita harus berada di sisi mereka, berbakti kepada mereka dengan penuh kasih sayang, sebagaimana mereka mendampingi kita dan memberi kasih sayang dan kebaikannya. Mengapa kita merasa berat untuk melayani mereka?

Ingatlah Nabi Muhammad s.a.w bersabda:- Berbaktilah kepada Ibu Bapa mu, nescaya Anak-Anakmu akan berbakti pada mu. What You Give, You Get Back.. Semuga kita menjadi Anak-anak yang diredhai oleh ibu-bapa kita, kerana redha Allah bersama Redha Ibu- Bapak kita.

Jazakumullahu khairan katsiran

_abbyt_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar